19 Juli 2012

,

Setetes Air Untuk Ramadhan

Kita memiliki gedung-gedung yang semakin tinggi, tetapi semakin rendah ketahanan kita akan amarah. Kita banyak membangun jalan-jalan besar, tetapi wawasan kita semakin sempit. Kita manghabiskan banyak uang, tetapi semakin sedikit apa yang kita punya. Banyak membeli, tetapi semakin sedikit yang bisa dinikmati.

Rumah-rumah kita bertambah besar, tetapi keluarga kita semakin kecil. Rumah yang makin nyaman, tapi makin sedikit waktu menikmatinya. Rumah-rumah yang semakin elok, tetapi keluarga yang berantakan. Relasi semakin banyak, tetangga semakin sedikit. Inilah masa pendapatan yang berganda, tetapi penceraian yang bertambah.

Kita memiliki banyak gelar, tetapi semakin sempit akal. Semakin banyak pengetahuan, tapi makin sempit penilaian pada yang baik dan salah. Semakin banyak ahli, semakin banyak pula masalah. Semakin banyak ditemukan obat, tetapi semakin berkurang kesehatan.

Kita terlalu banyak merokok, minum, ceroboh, terlalu sering tertawa, semakin kerap marah, susah tidur, terlalu sedikit membaca, malas merenung, dan sangat jarang berdo’a.

Kita telah melipatgandakan keinginan, tetapi mengurangi nilai-nilai diri kita. Teralalu banyak berbicara dan kurang mau mendengar. Terlalu sedikit mencinta dan terlalu sering membenci.

Kita telah belajar bagaimana mencari nafkah, tapi tidak mencari makna hidup. Kita mampu menambah tahun-tahun dalam kehidupan kita, tetapi gagal membawa kehidupan dalam tahun-tahun hidup kita.

Kita melakukan hal-hal yang besar, tetapi gagal melakukan hal-hal yang baik. Kita membersihkan udara, tetapi jiwa kita penuh polusi. Kita telah menaklukkan atom, tetapi tidak mampu mengalahkan prasangka buruk dan dengki. Terlalu banyak menilai, tapi kurang insropeksi.

Kita banyak menulis, tetapi sedikit mendengar. Kita banyak berencana tetapi kita sedikit menggapai. Kita belajar untuk mengejar, tetapi tidak belajar menunggu.

Inilah zamannya makanan cepat saji dan pencernaan yang lambat. Manusia-manusia lebih besar fisiknya, tapi kerdil karakternya. Inilah kalanya perjalanan yang singkat, pakaian sekali pakai, moralitas terbuang, kelebihan berat badan, dan pil-pil yang dapat melakukan segalanya: membuat gembira, menenangkan, mempercantik sekaligus membunuh!!!

Inilah waktunya ketika banyak hal yang dipamerkan dan semakin sedikit yang disimpan. Ingatlah, sesungguhnya hidup tidak diukur dengan berapa banyak hembusan nafas yang kita ambil. Tapi diukur dengan saat-saat terakhir hembusan nafas kita.

Semoga dengan berpuasa, kehidupan anak adam kembali harmoni, setiap pribadi tidak lagi menjadi diri yang terbelah dan tercabik-cabik tajamnya dunia.

Wallahu A’lam..........

(suara bawah tanah)

0 comments:

Posting Komentar