09 Maret 2013

Nada

Dia adalah nada-nada dalam hidupku. Kadang kuat, kadang samar. Tapi pada setiap langkah yang tersesat, aku selalu bisa mendengar nada-nada itu, bahkan dengan mata terpejam. Seperti pasir yang basah, seperti ombak, air dingin yang merendam mata kakiku dan dermaga yang hangat; nada-nada itu menyelimutiku seperti matahari, lautan, dan lengkingan burung-burung pantai di musim panas.

Dia yang membuatku melahap segala sesuatu tentang Tohpati dan Budjana; tentang semua yang melingkupi dunianya. Dia yang membuatku merasakan semua: cinta pada masa-masa terbahagianya; cinta pada masa-masa tersedihnya. 

Kamu memang tak pernah mempermasalahkan dunia lain yang kumiliki di balik cermin. Kamu tak pernah mempertanyakan, apalagi memintaku memilih. Kamu hanya mengada di saat-saat aku membutuhkan seseorang. Begitu saja. Tanpa syarat. Kamu yang menghapus air mataku ketika dia menerbitkannya. Kamu yang ada di sisiku ketika dia tak ada; dan menyingkir ketika dia hadir.

Tapi bukan wajahmu yang terbayang ketika aku tengah berpikir tentang cinta. Justru nada-nada itulah yang mengalun dan melingkupi hatiku dengan ratusan kupu-kupu. Mungkin, saat ini, memang bukan kebahagiaan yang aku cari.

Ndorokakung, Thanks for the Gen......

Special moment 15 Februari 2013

(Lelakiku......)

0 comments:

Posting Komentar