26 Juli 2012

Kurt Cobain : Grunge Never Die

Penggemar musik rock alternatif tentu tak asing dengan nama Kurt Cobain. Apalagi mereka penggemar berat Nirvana, sebab bicara kelompok musik asal Amerika Serikat ini,  dari nama Kurt Cobain. Kurt Cobain adalah sosok legendaris, fenomenal sekaligus kontroversial. Ia punya bakat dalam dunia musik sejak kecil, semua lagu-lagu Nirvana adalah hasil ciptaan dan aransemen nya. Kurt menunjukkan dirinya adalah pemusik dan seniman sejati. Nirvana dan Kurt menjadi simbol pemberontakan, kesederhanaan penampilan dan pemusik idealis. Kurt Cobain tidak pernah membayangkan bahwa idealisme aliran, gaya, lirik dan isi lagu-lagunya menggemparkan dunia sampai Kurt merasa depresi karena ketenaran dan popularitasnya begitu mendadak terutama ditahun 1990 an hingga berakhir tragis dengan kematiannya yang masih menjadi misteri sampai saat ini.


Kurt Cobain terlahir dari broken home terutama ketika kedua orang tuanya bercerai saat ia berumur 8 tahun. Kurt menjadi pemurung, dan sering menyendiri. Ia menulis di tembok kamarnya “ I hate mom”, I hate Dad”, Dad hates mom, mom hate dad, it simply makes you want to be sad. Sejak itu Kurt tak betah di rumah dan sering keluyuran. Talenta musiknya terasah sejak kecil. Tahun 1975 kurt kecil pernah ikut les drum dan jarang pulang. Saat ulang tahunnya ke 14 ia dibelikan gitar oleh pamannya. Gitar itu terus dimainkan siang dan malam. Ia amat fasih memainkan lagu Stairway milik Led Zappelin, another one bites to dust milik queen. Melihat Kurt keranjingan main gitar ibunya sangat khawatir hingga menyuruhnya berhenti main gitar namun nasehat ibunya tak dihiraukannya. Kegilaan Kurt dengan musik sampai membuatnya keluar dari sekolah dan diusir ibunya dari rumah. Kurt terus keluyuran tiap malam, bergabung dengan komunitas musik, hingga sampai tidur di kolong jembatan, kelaparan hingga mencari makan dengan memancing ikan di sungai. Suatu hari Kurt menceritakan kepedihannya ini dengan lagu populernya Something In The Way.

Memasuki tahun 1981 ketika berusia 14 tahun Kurt tertarik dengan film ia mulai membuat sendiri film-film karyanya dengan menggunakan kamera video milik orangtuanya karya-karyanya kebanyakan bernuansa gelap dan kematian Kurt bahkan membuat sebuah film yang diperankan sendiri olehnya dimana ia melakukan akting bunuh diri dengan menyayat nadinya kecenderungan Kurt akan kematian juga nampak pada sebuah percakapan dengan seorang temannya John Fields dimana Kurt mengatakan bahwa ia ingin menjadi musisi terkenal dan kemudian mati bunuh diri di tengah ketenarannya.

Pada masa-masa ini juga Kurt mulai mengenal narkotika meski belum sampai taraf yang mengkhawatirkan Kurt menggunakan obat-obatan itu untuk sedikit membantunya melupakan dampak psikologis yang dirasakannya akibat perceraian orangtuanya ketika SMA Kurt mulai berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya ia memutuskan untuk tinggal dirumah pamannya Chuck yang juga memiliki band Kurt kemudian diajari bermain gitar oleh Warren Mason gitaris band pamannya ketika itu Kurt minta diajari memainkan lagu Stairway To Heaven milik Led Zeppelin.

Inspirasi Aliran Musik Kurt Cobain
Pengaruh musik Kurt Cobain saat masih kanak-kanak adalah The Beatles, di mana bibinya sering memutarkan lagu ‘Hey Jude’ saat Kurt Cobain masih kecil. Selain itu, Kurt Cobain sangat tergila-gila dengan musik rock klasik era 70-an seperti Queen, Led Zeppelin, Aerosmith, Black Sabbath, Kiss, AC/DC, dan sebagainya. Seiring waktu, pemahaman musik dan favoritnya mulai berganti. Ia pernah menjadi fan fanatik musik punk rock. Ia sangat mengidolakan band asal Britania Raya, Sex Pistols. Ia juga menyukai musik alternative rock, yang bisa memadukan berbagai aliran ke dalam musik rock sebagai musik dasar yang ia sukai. Kurt Cobain suka mendengarkan banyak lagu, dan menyukai berbagai macam aliran musik. Dia lebih condong ke aliran punk rock, hingga pada akhirnya menciptakan aliran musik sejenis grunge dengan band-nya Nirvana.

Kurt Cobain & Nirvana
Di masa-masa ia duduk di bangku sekolah, ia mencari-cari teman yang bisa diajak bermain musik bersama. Ia sering pindah tempat tongkrongan hanya untuk menyalurkan bakat musiknya dan bermain bersama dengan teman sepermainannya saat itu. Ia lalu bertemu dengan Krist Novoselic, yang merupakan penggemar berat punk rock. Ibu Krist memiliki salon kecantikan, dan mereka sering bermusik bersama di lantai atas salon tersebut. Lama-kelamaan mereka menemukan kecocokan musik satu sama lain. Kurt Cobain pernah menawarkan Krist untuk membentuk grup band bersama, dan mengajukan lagunya sebagai demo dari band-nya yang sebelumnya. Setelah tawaran berbulan-bulan, Krist Novoselic akhirnya setuju. Mereka berdua kemudian bergabung untuk membentuk band yang kemudian disebut ‘Nirvana’.

Di masa muda Kurt Cobain, ia percaya dengan konsep Buddha terhadap sebutan ‘Nirvana’ yang memiliki arti bebas dari segala rasa sakit dan tempat merasakan kebahagiaan. Sebutan itulah yang ia pakai untuk nama band-nya. Nirvana sepanjang karirnya sering sekali berganti drummer, hingga akhirnya menemukan Dave Grohl di tahun 1990 hingga pada akhirnya Nirvana bubar tahun 1994 setelah kematian Kurt Cobain.

Di awal karir Nirvana sebagai sebuah grup band profesional, Nirvana memakai jasa produser lokal untuk memproduseri album debut mereka, Bleach. Album tersebut dipengaruhi oleh musik-musik heavy metal dan juga punk. Nirvana pada akhirnya mulai dikenal dan digemari oleh pecinta musik sejak dirilisnya album Nevermind di tahun 1991. Album tersebut merupakan satu kebanggaan besar Nirvana karena dapat menggeser album Dangerous-nya Michael Jackson di tangga lagu Billboard Amerika Serikat. Nevermind meraih posisi pertama di Billboard, dengan single luar biasa dari luapan emosi Kurt Cobain yang dituangkan dalam lagu Smells Like Teen Spirit. Dalam album tersebut ada juga lagu yang bakal dikenang seperti Come As You Are dan juga Breed.

Smells Like Teen Spirit” sendiri terinspirasi dari tulisan temannya yang saat itu sedang berdiskusi tentang anarki, punk rock dan topik-topik yang serupa. Temannya itu bernama Kathleen Hanna yang merupakan penyanyi dari band punk Bikini Kill. Dia mencoret dinding tempat tinggal Kurt Cobain dengan tulisan “Kurt Smells Like Teen Spirit.” Teen Spirit sendiri merupakan nama sebuah merek deodoran, dan ia berkata bahwa Kurt Cobain baunya seperti deodoran Teen Spirit tersebut. Kurt Cobain menganggap bahwa kalimat tersebut memiliki arti revolusioner, dan terinspirasi mengungkapkan perasaannya dengan lagu yang berjudul “Smells Like Teen Spirit.”

Kesuksesan besar-besaran mengikuti Nirvana. Penggemar beratnya ada dimana-mana termasuk di Indonesia. Kurt Cobain dan Nirvana dianggap sebagai bentuk revolusi musik dengan grunge-nya yang saat itu masih baru. Meski memiliki komponen rock dan punk yang sangat kental, grunge memiliki bentuk sendiri yang menjadi khas musik Nirvana yang akan dikenang.

Sampai Nirvana bubar, mereka hanya merilis 3 studio album yaitu Bleach (1989), Nevermind (1991), In Utero (1993). Nirvana bubar saat Kurt Cobain diketahui telah tewas bunuh diri di tempat tinggalnya. Karir musik gemilang Nirvana berhenti begitu saja sejak tewasnya sang vokalis dan gitaris, meninggalkan karya musik yang luar biasa.

Nirvana resmi bubar tahun 1994 karena kematian Kurt Cobain. Sejak terbentuknya mereka telah berhasil menjual 50 juta keping album di seluruh dunia, dan lebih dari 20 juta keping di Amerika Serikat. Berbagai penghargaan pernah mereka raih sebagai album nomor 1, single nomor satu juga

Catatan Terakhir Kurt Cobain

To Boddah
Speaking from the tongue of an experienced simpleton who obviously would rather be an emasculated, infantile complain-ee. This note should be pretty easy to understand. All the warnings from the punk rock 101 courses over the years, since my first introduction to the, shall we say, the ethics involved with independence and the embracement of your community has proven to be very true. I haven’t felt the excitement of listening to as well as creating music along with reading and writing for too many years now. I feel guilty beyond words about these things. For example when we’re backstage and the lights go out and the manic roar of the crowd begins, it doesn’t affect me the way in which it did for Freddy Mercury, who seem to love, relish in the love and adoration from the crowd, which is somehting I totally admire and envy. The fact is, I can’t fool you, any one of you. It simply isn’t fair to you or me. The worst crime I can think of would be to rip people off by faking it and pretending as if I’m having 100% fun. Sometimes I feel as if I should have a punch-in time clock before I walk out on stage. I’ve tried everything within my power to appreciate it (and I do, God believe me I do, but it’s not enough). I appreciate the fact that I and we have affected and entertained a lot of people. I must be one of those narcissists who only appreciate things when they’re gone. I’m too sensitive. I need to be slightly numb in order to regain the enthusiasm I once had as a child. On our last 3 tours, I’ve had a much better appreciation for all the people I’ve known personally and as fans of our music, but I still can’t get over the frustration, the guilt and empathy I have for everyone. There’s good in all of us and I think I simply love people too much, so much that it makes me feel too fucking sad. The sad little sensitive, unappreciative, Pisces, Jesus man. Why don’t you just enjoy it? I don’t know! I have a goddess of a wife who sweats ambition and empathy and a daughter who reminds me too much of what I used to be, full of love and joy, kissing every person she meets because everyone is good and will do her no harm. And that terrifies me to the point where I can barely function. I can’t stand the thought of Frances becoming the miseraable, self-destructive, death rocker that I’ve become. I have it good, very good, and I’m grateful, but since the age of seven, I’ve become hateful towards all humans in general. Only because it seems so easy for people to get along and have empathy. Only because I love and feel sorry for people too much I guess. Thank you all from the pit of my burning, nauseous stomach for your letters and concern during the past years. I’m too much of an erratic, moody, baby! I don’t have the passion anymore, and so remember, it’s better to burn out then to fade away. Peace, Love, Empathy. Kurt Cobain.
Frances and Courtney, I’ll be at your altar
Please keep going Courtney,
for Frances.
for her life will be so much happier without me. I LOVE YOU. I LOVE YOU

Untuk Boddah
Karena ditulis oleh seorang tolol kelas berat yang jelas-jelas lebih pantas menjadi seorang pengeluh yang lemah dan kenakak-kanakan, surat ini seharusnya mudah dimengerti. Semua peringatan dari pelajaran-pelajaran punk rock selama bertahun-tahun. Setelah perkenalanku dengan – mungkin bisa dibilang – nilai-nilai yang terikat dengan kebebasan dan keberadaan komunitas kita ternyata terbukti sangat tepat. Sudah terlalu lama aku tidak lagi merasakan kesenangan dalam mendengarkan dan juga menciptakan lagu sama halnya seperti ketika aku membaca dan menulis. Tak bisa dilukiskan lagi betapa merasa bersalahnya aku atas hal-hal tersebut. Contohnya, sewaktu kita bersiap di belakang panggung dan lampu-lampu mulai dipadamkan dan penonton mulai berteriak histeris, hal itu tidak mempengaruhiku, laiknya Freddie Mercury, yang tampaknya menyukai, menikmati cinta dan pemujaan penonton. Sesuatu yang membuatku benar-benar kagum dan iri. Masalahnya, aku tak bisa membohongi kalian. Semuanya saja. Itu tidak adil bagiku ataupun kalian. Kejahatan terbesar yang pernah aku lakukan adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan dan berpura-pura bahwa aku 100 persen menikmati saat-saat diatas panggung. Kadang aku merasa bahwa aku harus dipaksa untuk naik keatas panggung. Dan aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu, sungguh, Tuhan percayalah kalau aku sungguh-sungguh melakukan itu, tapi ternyata itu tidak cukup. Aku menerima kenyataan bahwa aku dan kami telah mempengaruhi dan menghibur banyak orang. Tapi, aku hanya seorang narsis yang hanya mmenghargai sesuatu jika sesuatu itu sudah tidak ada lagi. Aku terlalu peka. Aku butuh sedikit rasa untuk bisa merasakan kembali kesenangan yang kupunya ketika kecil. Dalam tiga tur terakhir kami, aku mempunyai penghargaan yang lebih baik terhadap orang-orang, baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai penggemar, tapi aku tetap tidak bisa lepas dari rasa frustasi, perasaan bersalah pada diriku sendiri, dan empatiku pada semua orang. Semua orang punya sisi baik dan milikku adalah bahwa aku terlalu mencintai orang-orang. Saking cintanya itu membuatku merasa sangat sedih. Aku adalah Jesus man, seorang Pisces yang lemah, peka, tidak tahu terimakasih, dan sedih. Kenapa kamu tidak menikmatinya saja ? tidak tahu. Aku punya istri yang bagaikan dewi yang berkeringat ambisi dan empati dan seorang putri yang mengingatkanku akan diriku sendiri dimasa lalu. Penuh cinta dan selalu gembira, mencium siapa saja yang dia temui karena menurutnya semua orang baik dan tidak akan menyakitinya. Itu membuatku ketakutan sampai-sampai aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak bisa membayangkan Frances tumbuh mennjadi rocker busuk yang suka menghancurkan diri sendiri dan menyedihkan seperti aku sekarang. Aku bisa menerimanya dengan baik, sangat baik, dan aku bersyukur, tapi aku telah mulai membenci semua orang sejak aku berumur tujuh tahun. Hanya karena mereka terlihat begitu mudah bergaul, dan berempati, empati ! Kupikir itu disebabkan karena cinta dan perasaanku yang terlalu besar pada orang-orang. Dari dasar perut mualku yang serasa terbakar, aku ucapkan terimakasih atas surat dan perhatian kalian selama ini. Aku hanyalah seorang anak yang angin-anginan dan plin plan! Sudah tidak ada semangat yang tersisa dalam diriku. Jadi ingatlah, lebih baik terbakar habis daripada memudar. Damai, cinta, empati. Kurt Cobain.
Frances dan Courtney, aku akan berada di altar kalian
Kumohon teruslah hidup Courtney
untuk Frances
untuk hidupnya yang akan lebih bahagia tanpa aku.
AKU CINTA PADAMU. AKU CINTA PADAMU.

Di awal surat, terdapat kata-kata “To Boddah”, yang merupakan nama teman imajinasi Cobain semasa kecil. Kemudian Cobain juga mengutip lirik lagu Neil Young yang berjudul “My My, Hey Hey (Out of the Blue)” : “It’s better to burn out than to fade away”. Selain itu, punggawa band Queen, Freddy Mercury juga disebut-sebut sebagai pembanding dirinya dalam hal mencintai dan menghargai para penggemar.

Kematian Kurt Cobain & Konspirasinya
Saat tur Nirvana di Jerman tahun 1994, Kurt Cobain didiagnosa mengidap bronkhitis dan juga laringitis. Keesokan harinya Kurt Cobain diterbangkan ke Roma untuk terapi medis, dan disusul oleh istrinya. Saat mereka menginap setelah bangun Courtney Love menemukan Kurt Cobain dalam kondisi overdosis sampanye dan campuran Rohypnol.

Beberapa waktu kemudian saat Kurt Cobain berada dalam sebuah rumah sakit untuk penyembuhan, ia diketahui kabur dari rumah sakit dan kembali ke kota Seattle. Berbagai pencarian dilakukan di sekitar kota Seattle hingga akhirnya jenazah Kurt Cobain ditemukan di tempat tinggalnya oleh ahli listrik yang hendak memperbaiki sistem keamanan di apartemennya. Ditemukan juga shotgun mengarah ke dagunya dan heroin serta jenis narkoba lain di dekat tubuhnya. Catatan kecil juga ditemukan di dekat jenazahnya. Darah berceceran dimana-mana, termasuk mengalir dari telinganya. Kurt Cobain diketahui bunuh diri dengan menembakkan shotgun ke dalam mulutnya. Jenazahnya ditemukan tanggal 8 April 1994.

Menurut identifikasi forensik, Kurt Cobain diketahui telah meninggal beberapa hari sebelum mayatnya ditemukan. Tepatnya ia tewas tanggal 5 April 1994, 3 hari sebelum kematiannya ditemukan. Namun ia diketahui tidak sadarkan diri karena obat-obatan yang ia konsumsi, dan tidak memungkinkan ia sanggup membunuh dirinya sendiri.

Konspirasi kematiannya masih menjadi cerita menarik. Ada yang bilang bahwa dia tidak akan sanggup mengarahkan shotgun ke arah mulutnya dan menari pelaruknya. Karena dalam kondisi yang tidak sadarkan diri dan sedang berhalusinasi. Oleh karena itulah dikatakan ia tidak akan sanggup menembak dirinya sendiri. Ada juga yang bilang ia dibunuh oleh istrinya sendiri yang memang sering bertengkar dengannya. Saat itu Kurt Cobain bersama Nirvana sedang mengalami puncak ketenaran, dimana-mana terdapat tawaran bermusik dan dicintai penggemarnya. Courtney Love takut diceraikan oleh Kurt Cobain, dan jika mereka cerai harta Kurt Cobain akan diwariskan dengan anaknya. Saat itu Kurt Cobain dan Nirvana sedang menikmati masa kesuksesan yang membuat mereka kaya raya dan bergelimpangan harta. Oleh karena itulah Courtney Love diduga sengaja menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Kurt Cobain agar hartanya jatuh ke tanggannya. Terbukti, setelah kematian Kurt Cobain berbagai uang untuk meliput beritanya serta membongkar fakta, hasil tribute-tribute yang dilaksanakan menjadi milik Courtney Love.

Tetapi, konspirasi tetaplah konspirasi jika tidak ada bukti yang memadai. Kurt Cobain tewas tahun 1994 dengan bunuh diri sebagai penyebab yang sampai sekarang diketahui masyarakat umum. Kematiannya diikuti dengan kematian penggemar beratnya yang melakukan aksi bunuh diri massal sebagai bentuk rasa empati terhadap sang legenda.

Orang yang paling percaya akan adanya konspirasi dalam kematian Kurt Cobain adalah Tom Grant, seorang investigator yang disewa oleh Courtney Love untuk mencari Cobain yang sebelumnya kabur dari tempat rehabilitasi. Grant masih bekerja untuk Love ketika jasad Cobain ditemukan, sehingga ia diberikan akses untuk menganalisis surat kematian tersebut. Ia percaya bahwa surat itu bukanlah sebuah surat kematian, tetapi surat yang menyatakan keinginannya untuk meninggalkan dunia musik, Seattle, dan bahkan istrinya. Ia juga berspekulasi tentang beberapa baris tulisan di bagian paling bawah bukanlah tulisan Cobain yang sebenarnya, dengan alasan beberapa baris itu memiliki gaya penulisan yang berbeda dengan tulisan-tulisan di atasnya. Langkah Grant selanjutnya adalah mengirimkan photocopy surat kematian itu kepada empat orang ahli tulisan tangan. Hasilnya adalah, satu orang menyatakan bahwa surat itu keseluruhannya ditulis oleh tangan Cobain sendiri, sedangkan tiga orang lainnya menyatakan bahwa sample yang dikirimkan tidak dapat disimpulkan, karena berupa photocopy dari surat aslinya.

Kurt Cobain meninggalkan karya yang luar biasa yang akan selalu diingat, meninggalkan istri dan anak tunggalnya dan juga meninggalkan Nirvana. Luapan emosi yang sebenarnya menjadi tekanan bagi dialah yang membuat ia terjun ke dunia musik. Ia menuangkan ungkapan depresinya ke musik yang pada akhirnya membuat hal di luar dugaannya terjadi. Ia menjadi terkenal karena musiknya yang berdampak semakin depresinya dia. Dia seakan semakin gila karena banyak yang menyukai lagu dan musiknya, dan semakin banyak yang mencintai dan menggemari dia. Itulah hal-hal yang membuat dia semakin frustrasi dan semakin banyak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan juga minuman beralkohol.

Bersama Jim Morrison, Jimi Hendrix, Janis Joplin, dan Brian Jones, Kurt Cobain menjadi musisi lain yang meninggal di usia 27 tahun. Berdasakan buku Heavier Then Heaven, sebuah buku diskografi Kurt Cobain, saudara perempuan Cobain mengungkapkan bahwa ketika Cobain masih anak-anak, ia pernah menyatakan ingin bergabung ke dalam 27 Club, yaitu club musisi yang meninggal di usia 27 tahun.

Sekitar tujuh ribu orang berkumpul di taman Seattle Center mengiringi pemakaman Kurt Cobain pada tanggal 10 April. Berduka akan kematian seorang bintang rock yang mengubah dunia musik di tahun 90an itu. Rest In Peace, Kurt Cobain.

0 comments:

Posting Komentar