Tampilkan postingan dengan label Risalah Hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Risalah Hati. Tampilkan semua postingan

23 Desember 2022

Denting

Aku memang tak menoleh waktu itu. Karena aku tahu mata hatiku selalu di belakang langkahmu. Mengikuti dengan takzim ke mana pun kau pergi.  Seandainya kamu lebih sabar dan melihat lebih jernih, mungkin kamu bakal tahu seberapa dalam luka jiwa yang kau sayat dengan prasangkamu. Luka hati dibawa mati. Luka jiwa, kubawa ke mana?   Dan seandainya saja...
Continue reading Denting

01 Desember 2022

Reminisensi

Dulu kita tak pernah alpa menatap bulan bersama ketika purnama dari balkon ini. Di setiap sudut kenangan. Dan kamu masih saja tak percaya bahwa purnama itu selalu berakhir untuk kemudian datang lagi sebulan kemudian. Aku cuma nyengir, membayangkan kita juga akan terus berdua sampai tua. Selamanya. Sebab, duduk pojok di sebuah balkon bersama dirimu yang...
Continue reading Reminisensi

13 Oktober 2022

Eigengrau

Dari manakah datangnya luka dan air mata? Aku tak tahu. Tapi dari hidup aku belajar merasakannya, dan lama-lama aku pun terbiasa menikmatinya. Dari sanalah aku tahu bahwa luka yang paling pedih adalah ketika kita tahu apa yang kita mau tapi tak dapat meraihnya. Tahukah kamu, justru kamulah luka itu bagiku? Aku tahu aku menginginkanmu. Sangat. Tapi bertahun-tahun...
Continue reading Eigengrau

15 September 2022

Bias

Ingatanku tentangmu selalu bercampur harapan akan sebuah masa depan yang tertata rapi. Sebuah kepastian. Sebuah nomor yang bisa kutelpon setiap kali kubutuhkan. Seseorang yang akan selalu ada bahkan tanpa diminta. Ingatanku tentangnya selalu bercampur harapan akan hari-hari penuh kejutan. Penantian yang membuncah menjadi kecupan tak henti-henti ketika mencapai...
Continue reading Bias

06 Juli 2022

Perlambang

Bintang mungkin sebuah perlambang: bahwa yang sudah mati pun bisa terus bersinar dan terlihat indah dari kejauhan, bahkan setelah bertahun-tahun kemudian. Aku mendapatkan kesan itu setelah nyaris setiap malam menggelandang bersama bintang-bintang – sekian purnama setelah kau pergi di pagi yang basah waktu itu. Oh ya, tentu saja aku masih mengingat dengan...
Continue reading Perlambang

02 Juli 2022

Paradoksal

Catatan hari ini kembali kumulai dari kenangan. Sebuah perjalanan yang dibayang-bayangi masa silam. Tentang dirimu: perempuanku, perempuan perajut malam  Apakah artinya bahagia buat kamu? Untukku? Kebahagiaan untukmu mungkin jauh berbeda bagiku.   Aku hanya lelaki sederhana yang merasakan bahagia justru ketika tak memiliki apa-apa. Aku pun baik-baik...
Continue reading Paradoksal

26 Mei 2022

Sepotong Rembulan

Bersamamu adalah segalanya. Segenap keriangan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Mungkin kau tak pernah menyadari, berdua denganmu itu membuat perutku seperti dihuni oleh puluhan kupu-kupu yang menari-nari. Memandang wajahmu yang berkilau disiram cahaya lampu kendaraan bagaikan menatap telaga yang tenang. Seperti malam itu, setelah senja rubuh ditelan...
Continue reading Sepotong Rembulan

09 Mei 2022

,

Rose and Midnight

 Dinihari. Dan aku belum juga memejamkan mata. Kenangan tentang dirimu membuat hatiku semak. Menjadikanku selalu terjaga. Seperti yang lalu-lalu.   Sempurna. Hujan, sepi, dan secangkir kopi sepertinya bersekongkol melemparkan diriku ke masa lalu. Pada waktu kita masih sering berdua di balkon itu. Malam-malam berdua saja. Dengan tawamu yang berderai-derai....
Continue reading Rose and Midnight

10 Oktober 2020

Euneirophrenia Dini Hari

  Malam tadi, aku bermimpi. Dini Hari datang dengan secangkir teh panas di tangan, lalu duduk di hadapanku. “Mari kita berbincang tentang kebahagiaan,” katanya. Aku terkejut, merasa tidak siap. “Mengapa kebahagiaan?” tanyaku sambil menerima secangkir teh yang disodorkan Dini Hari kepadaku. “Entahlah,” Dini Hari mengangkat bahu. “Hanya saja, belakangan...
Continue reading Euneirophrenia Dini Hari