Tampilkan postingan dengan label Perempuanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perempuanku. Tampilkan semua postingan

09 Mei 2022

,

Rose and Midnight

 Dinihari. Dan aku belum juga memejamkan mata. Kenangan tentang dirimu membuat hatiku semak. Menjadikanku selalu terjaga. Seperti yang lalu-lalu.

 

Sempurna. Hujan, sepi, dan secangkir kopi sepertinya bersekongkol melemparkan diriku ke masa lalu. Pada waktu kita masih sering berdua di balkon itu. Malam-malam berdua saja. Dengan tawamu yang berderai-derai. Angin yang menerbangkan rambut hitammu yang panjang dan wangi ke mukaku, seperti tanganmu yang kerap membelai wajahku

 

Kopi tak pernah membuat kita bosan pada kehidupan yang menekuk pinggang ini. Kita bahkan selalu punya cara untuk menikmatinya, dengan riang maupun getir. Sesuatu yang mungkin remeh temeh bagi orang lain. Tapi, dengan dirimu di bangku depanku, yang remeh-temeh itu menjadi sesuatu yang membuat semuanya lebih hidup. Sesuatu yang menjadikan dirimu selalu berarti, dan lebih berarti.

 

Tubuhmu ibarat sebuah pentas. Tempat sebuah pertunjukan dipertontonkan. Kamu tarian. Sendratari. Drama. Puisi yang dibacakan oleh para penyair setiap malam.

 

Kita barangkali sebuah angan yang absurd. Tentang unifikasi sebuah relasi yang menggetarkan, sekaligus memedihkan.

 

 

Tapi ternyata aku kemudian mengerti bahwa kita adalah gagasan yang rumit. Antara ada dan tiada. Pernah ada masanya kau dan aku satu. Tapi tak menjadi kita. Kita mungkin seperti matahari dan hujan. Bisa melahirkan pelangi, tapi tak selalu di ranjang yang sama.

 

Takdir mungkin telah dinujumkan oleh jari-jarimu di hamparan jendela kaca yang berembun itu. Aku tahu pada saatnya nanti hati kita benar-benar remuk.

 

Mungkin jawabanmu itu juga sebuah pertanda. Bahwa kita tidak akan bertahan selamanya. Bahwa perpisahan itu tidak sejauh yang kita kira. Mungkin kita memang tidak membutuhkan selamanya. Sebentar yang bermakna itu bisa jauh lebih berharga. Setiap kenangan kita yang diabadikan lewat lensa mata. Dan kita bisa memutar ulang setiap adegan yang pernah kita lewati bersama hingga bosan.

 

Ah, kita memang tidak akan pernah tahu. Mungkin selamanya, mungkin sebentar, mungkin hanya hari ini saja. Tetapi bukankah, seperti sering kau katakan, selamanya tak selalu berakhir bahagia. Sebentar bisa menitipkan makna yang masih terasa bahkan setelah beberapa lama. Dan hari ini saja bisa menjelma kekal dalam ingatan yang selalu dapat kita putar ulang.

 

Ketika kau tahu sulitnya melupakan sebuah kesalahan meskipun kata maaf telah diucapkan, janganlah meninggalkan ingatan pedih pada kenangan.

 

Tetapi, apa boleh buat. Satu episode dalam hidup kita sudah lewat. Terangkum dalam satu masa yang terasa seperti hanya sekejap mata. Maka, yang bisa kulakukan hanyalah mengucapkan satu harapan untukmu.

 

Melangkahlah pada sinar mentari esok pagi dengan hati yang utuh dan bukan cuma separuh. Maafkan aku atas semua luka yang telah membuatmu menangis di malam hari. 

 

💗 Mungkin ada banyak bunga dalam hidup seseorang… tapi hanya satu mawar.

Rose are Red, Midnight are Blue

Continue reading Rose and Midnight