18 September 2012

Berpikir Kreatif untuk Perpanjang Umur

Kreatif hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun, berkat pemikiran kreatif, kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi, industri, dan bidang lain, terjadi. Definisi Kreativitas secara keseluruhan “ Kemampuan seseorang untuk Melahirkan sesuatu yang baru baik gagasan maupun karya nyata yang berbentuk aptitude maupun non aptitude baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan halhal yang sudah ada yang semuanya berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya


‘Think outside the Box' atau berpikir di luar batas, itu adalah slogan khas orang kreatif. Dengan segala kemampuannya untuk berinovasi dan menemukan hal baru, orang dengan daya kreatifitas tinggi ternyata cenderung berumur panjang. Rahasianya karena berpikir kreatif dapat menurunkan stres serta meningkatkan kemampuan otak.

Butuh waktu cukup lama bagi para peneliti untuk mengetahui hubungan antara panjang umur dengan ciri kepribadian 'big five'. Teori 'big five' ini banyak dipakai untuk menjelaskan unsur-unsur kepribadian seseorang. Menurut teori ini, kepribadian terdiri atas unsur Agreeableness, Extroversion, Neuroticism, Conscientiousness dan Openness.

Agreeableness merupakan kecenderungan bersikap ramah, kooperatif dan hangat. Extroversion adalah kecenderungan untuk bersemangat, antusias dan komunikatif. Neuroticism cenderung gugup, sensitif dan mudah cemas. Conscientiousness cenderung berhati-hati, teratur dan bertanggungjawab. Dan Openness cenderung imajinatif, kreatif dan artistik.

Dalam penelitian sebelumnya, peneliti menemukan bahwa kepribadian neuroticism dapat memperpendek usia dan kepribadian conscientiousness sebaliknya. Namun penelitian baru ini menemukan bahwa kepribadian openness juga merupakan indikator panjang umur. Yang menarik, peneliti menemukan bahwa berpikir kreatif dapat menurunkan stres dan meningkatkan kemampuan otak.

Para peneliti dari Purdue University di Indiana, Massachusetts Veterans Epidemiology Research and Information Center di Boston dan Sekolah Kedokteran Boston University memeriksa data dari 1.349 orang peserta. Data tersebut dikumpulkan dari tahun 1990 sampai 2008. Hasilnya menemukan bahwa kreativitas dapat mengurangi risiko kematian.

"Kami percaya bahwa kreativitas meningkatkan kesehatan karena memperbesar jaringan saraf di otak. Memang sebuah penelitian yang dilakukan sebelumnya menemukan bahwa Openness berkorelasi dengan jumlah materi putih di otak yang lebih banyak. Materi putih di otak membantu koneksi antara neuron di otak," kata peneliti, Nicholas Turiano seperti dilansir Medical Daily.

Dalam laporan yang yang diterbitkan Journal of Aging and Health, Turiano menjelaskan bahwa melatih otak merupakan faktor yang paling penting bagi umur panjang dan tetap sehat. Otak merupakan pusat dari seluruh aktifitas tubuh sehingga melatih otak akan mempelancar fungsi tubuh.

Turiano juga mengatakan bahwa orang-orang kreatif lebih baik dalam menangani stres dibandingkan teman-temannya. Stres diketahui berkaitan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, gangguan sistem kekebalan tubuh dan demensia. Ketika menghadapi stres, orang kreatif melihat rintangan sebagai tantangan yang harus bisa diatasi.

Tidak berlebihan bila dikatakan, berpikir kreatif merupakan kunci keberhasilan.
Lalu, bagaimana cara untuk bisa berpikir kreatif?


Berikut ini cara yang dapat anda coba untuk melatih otak anda menjadi kreatif:

1. Berpikir bahwa semua bisa dilakukan

Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”.

Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.

2. Hilangkan cara berpikir konservatif

Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian.

Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.

Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif. 

3. Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.

4. Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.

5. Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir.
(detikhealth)

0 comments:

Posting Komentar